Rabu, 11 Desember 2013

(Link Sinopsis K-Drama) Full House Take 2


Profile

  • Drama: Full House Take 2
  • Revised romanization: Poolhawooseu Take 2
  • Hangul: 풀하우스 Take 2
  • Director: Kim Jin-Young
  • Writer: Park Young-Sook
  • Network: TBSSBS Plus
  • Episodes: 20 (Japan) / 32 (South Korea)
  • Release Date: October 5, 2012 (Japan) / October 22 - December 13, 2012 (South Korea)
  • Runtime: Fridays 20:00 (Japan) / Mon - Thu 12:30 (South Korea)
  • Language: Korean
  • Country: South Korea

Plot

Jang Man Ok (Hwang Jung Eum) adalah seorang instruktur Aikido di sanggar Aikido milik kakeknya. Ia memiliki minat pada dunia fashion dan memiliki toko fashion online. Suatu hari, saat kakeknya sedang keluar negeri, ia menyulap sanggar menjadi butik untuk memasarkan hasil desainnya. Namun karena suatu masalah, sanggar Taekwondo sekaligus butiknya itu harus ditutup selama beberapa waktu tanpa sepengetahuan kakeknya. 

Untuk mengatasi masalah keuangannya, Man Ok bekerja sebagai stylist idol ternama, Take One, yang digawangi oleh dua pria tampan, Lee Tae Ik (No Min Woo) yang menjadi seorang idol demi mendapatkan kembali rumah mendiang orang tuanya (Full House) dan Won Kang Hwi (Park Ki Woong) yang memiliki selera tinggi terhadap fashion.

Suka duka dialami Man Ok selama menjadi stylist Take One. Skandal yang tak terduga, hingga kisah cinta segitiga antara dirinya, Lee Tae Ik dan Won Kang Hwi. Siapakah yang akan menjadi tambatan hati Man Ok? Dan mampukah Tae Ik mendapatkan kembali Full House?

Cast

Hwang Jung Eum sebagai Jang Man Ok 


No Min Woo sebagai Lee Tae Ik

Park Ki Woong sebagai Won Kang Hwi

Yoo Sul Ah sebagai Jin Se Ryung

Additional Cast Members


(Source : Asianwiki)

Sekedar Info


Anyyeong chingu....^^
Udah lammmmmaaaaa banget blog ini hiatus. Selain karena kesibukan di dunia nyata, Ann juga nggak nulis sinopsis lagi di blog ini, semenjak diterima jadi author di Pelangi Drama ^^
So, mulai sekarang, di blog ini Ann gak bakal nulis sinopsis lagi dan berubah haluan menjadi blog Link sinopsis dari beberapa teman-teman blogger dan tentu saja, sinopsis dari Pelangi Drama.

Dan tentu saja, hal ini aku lakukan untuk memudahkan teman-teman yang ingin mencari sinopsis dari drama/movie yang teman-teman hendak baca.

Selain itu, Ann juga ngucapin terima kasih buat teman-teman yang udah setia mondar mandir ke blog ini *BOW* :*

Selasa, 22 Januari 2013

(Sinopsis) Full House Take 2 Episode 2 (Part 2)


==Part 2== 


Man Ok mengendarai skuternya menuju kantor UEnterLJ. Dia memikirkan percakapannya dengan pengacara Take One yg menghubunginya yg meminta Man Ok menutup situsnya dan membayar kompensasi sebesar 30 juta won. Man Ok berhenti karena lampu merah, dia tampak bingung memikirkan kompensasi yg harus dia bayar. “30 juta won bukan lelucon. Apa yg harus kulakukan?” keluh Man Ok. Tiba2 Man Ok seakan2 mendengar suara kakek yg menegurnya, “Jang Man Ok, ada apa dengan sikapmu? Dimana ada kemauan...”  “...disitu ada jalan!” tegas Man Ok. Man Ok seperti tersadar dan membulatkan tekadnya “Benar, jika aku memberikan apa yg mereka minta, itu bodoh. Aku akan kesana dan berbicara dengan mereka sendiri.” Man Ok lalu memacu motornya ke kantor UEnterLJ.


Man Ok tiba di kantor UEnterLJ. Di depan kantor sudah banyak fans Take One yg menunggu idola mereka keluar. Man Ok masuk dengan langkah mantap menerobos gerombolan fans itu dan masuk ke kantor UEnterLJ. Para fans Take One terheran2 dengan sikap Man Ok yg menerobos begitu saja dan menyebut Man Ok wanita gila. Tidak berapa lama kemudian, Man Ok di giring keluar oleh petugas keamanan karena mengira Man Ok salah satu fans Take One. Man Ok berteriak kesal kalau dia ingin menemui Tae Ik karena alasan pribadi. Tapi para petugas keamanan itu tidak peduli pada teriakan Man Ok dan berlalu pergi.


Tiba2 Man Ok di kepung gerombolan fans Take One. Mereka merasa kesal karena Man Ok tidak tahu peraturan dan menerobos masuk begitu saja. Man Ok mendesah kesal. Man Ok menyuruh fans itu menyingkir karena dia punya urusan mendesak, “Aku harus menemui Tae Ik atau siapapun kalian menyebutnya.” Man Ok melangkah maju tapi di dorong oleh mereka. “Apa yg dia katakan...menyebut oppa kita ‘Tae Ik atau siapapun’? Ahjumma ini benar2 gila.” Man Ok kesal karena di sebut ahjumma. Tiba2 salah seorang fans itu berteriak kalau Tae Ik ada disini. Gerombolan fans itu lalu berlari ke arah taksi masing2 berniat mengejar Tae Ik. Man Ok tampak bingung dengan tingkah mereka yg tiba2 pergi.


Man Ok lalu mengikuti rombongan taksi para fans itu dan berhenti di sebuah pertokoan. Tampak gerombolan fans berteriak histeris di depan toko. Man Ok mencoba menerobos gerombolan fans itu, tapi tiba2 seorang gadis menginjak kaki Man Ok dengan high heels-nya. Man Ok menjerit kesakitan. Man Ok menegur gadis itu, “Kau harus meminta maaf jika kau menginjak kaki seseorang!” Tapi gadis itu tampaknya tidak mendengar ucapan Man Ok dan berteriak histeris memanggil nama Tae Ik yg baru saja keluar dari toko.


Man Ok terdorong maju ke depan oleh beberapa fans yg mencoba mendekati idola mereka itu. Tae Ik menuju mobilnya sambil di lindungi oleh Go Dong dari kepungan fans-nya. Man Ok berteriak memanggil nama Tae Ik tapi Tae Ik tidak mendengarnya hingga masuk ke mobil. Para fans itu lalu bergegas naik taksi mereka dan mengejar mobil Tae Ik. Dan tinggalah Man Ok yg tampak kebingungan karena tidak berhasil berbicara dengan Tae Ik.


Man Ok yg pulang ke rumahnya terkejut karena melihat mobil polisi dan kerumunan warga di depan rumahnya. Man Ok bergegas masuk ke rumahnya namun di tahan petugas polisi di depan pintu.


 Man Ok yg panik bertanya kenapa dia tidak bisa masuk? “Apa yg terjadi? Ini sanggarku...apa yg dilakukan semua orang disini?” Polisi itu bertanya apa Man Ok pemilik sanggar itu? Man Ok menjawab kalau dia adalah guru di sanggar itu. Petugas itu menjelaskan kalau di sanggar Man Ok telah terjadi perjudian ilegal dan mereka sedang melakukan penyelidikan dan penangkapan. Apa Man Ok tidak tau?


Man Ok terkejut mendengar penjelasan petugas tersebut, “Perjudian? Di sanggar kami? Tapi, siapa...?” Belum selesai Man Ok bertanya, tiba2 Man Ok melihat Tuan Oh di giring polisi dengan tangan terborgol. Petugas itu bertanya apa Man Ok dan Tuan Oh saling mengenal? Man Ok mencoba menjelaskan, namun petugas itu meminta Man Ok ikut dengan mereka ke kantor polisi untuk menjelaskan masalah ini.


Man  Ok dan Tuan Oh di interogasi di kantor polisi. Man Ok tampak gusar, dia berusaha menjelaskan kepada petugas yg mengintrogasinya bahwa dirinya tidak bersalah.

Tapi petugas itu tidak percaya dan menuduh Man Ok telah menerima uang dari Tuan Oh untuk menyediakan rumah judi. Man Ok membantah kalau dia belum menerimanya. Tapi petugas itu malah menyindir kalau Man Ok belum menerimanya, berarti dia akan menerimannya nanti. Man Ok mengelak tuduhan itu, “Bukan begitu, aku sungguh bersumpah bahwa mereka mengatakan akan latihan menari atau sesuatu seperti itu.” 

Man Ok menunjuk Tuan Oh dan menjelaskan ahjusshi itu mengatakan bahwa dia butuh tempat untuk latihan, jadi dia meminjamkannya hanya untuk mendapatkan uang. Man Ok semakin terkejut saat tahu sanggarnya ternyata di jadikan tempat perjudian dengan taruhan puluhan juta won. Man Ok menatap tajam Tuan Oh dan menyebutnya pelit karena hanya akan memberikan 200 ribu won per hari sebagai uang sewa. Tuan Oh berusaha membela diri dengan berpura2 menasehati jika Man Ok ketagihan dengan uang seperti itu, dia akan berada dalam kesulitan. Man Ok stres mendengar kata2 Tuan Oh.


Tuan Oh lalu berfilosofi tentang dirinya yg seperti burung yg bermigrasi yg bersusah payah  berpindah tempat dan melarikan diri dari polisi. Tuan Oh beranggapan kalau hanya Man Ok yg menerima dirinya dengan cinta untuk migrasi burung (Nih Tuan Oh filosofinya absurd banget dah). Tuan Oh berusaha membela Man Ok, tapi petugas itu membentaknya agar tidak ikut campur.

Petugas : “Apapun itu, untuk meminjamkan sanggar untuk para penjudi setelah menerima uang ini jelas2 kesalahanmu. Jadi, bahkan jika kau tidak di tuntut atas tindakan pidana, kau harus mempersiapkan diri setidaknya untuk penangguhan usahamu dan membayar denda. Kau harus mengingatnya dan kau bisa pergi.”

Man Ok terkejut mendengar tentang penangguhan usahanya dan berusaha protes, “Seorang warga negara yg baik telah di tipu dan telah menimbulkan kerugian. Alih2 menenangkanku, apa maksud anda dengan penghentian usaha?” Man Ok lalu bangkit dari kursinya, “Polisi masyarakat...kepada warga negar yg baik...bisakah kau melakukan ini?” teriak Man Ok marah lalu menendang kursinya. Sebagai aksi protesnya Man Ok lalu duduk bersila di lantai, “Aku tidak akan beranjak satu langkah pun dari sini sampai aku terbukti tidak bersalah.” Orang2 di kantor polisi tersebut terkejut melihat aksi Man Ok. Petugas yg mengintrogasi Man Ok lalu memanggil temannya untuk menghentikan aksi protes Man Ok. Dua orang polisi lalu berdiri dan menggiring Man Ok keluar dari kantor polisi. Man Ok berteriak histeris , “Bagaimana bisa polisi masyarakat melakukan kekerasan kepada warga negara yg baik?! Hal ini tidak bisa terjadi di negara Demokrasi ini!”


Tuan Oh tercengang memandang  Man Ok yg di giring petugas keluar kantor polisi. Tiba2 dia berbalik menatap petugas yg mengintrogasinya dan berkata kalau dirinya akan menyatakan pernyataan singkat.


Man Ok di depan rumahnya sedang memasang pengumuman sanggar Taekwondo di tutup sampai tanggal 15 dengan alasan ada pelatihan guru. Ga Ryun yg bersamanya pun protes mengapa warga negara yg baik harus menjalani sesuatu seperti ini? Penangguhan usaha? Apa ini masuk akal? Man Ok membekap mulut Ga Ryun, dia menyuruh Ga Ryun diam dan memintanya untuk tidak menyebarkan hal itu di lingkungan mereka. Ga Ryun meminta maaf pada Man Ok. Dia berusaha membela ibunya yg tidak tau bahwa Tuan Oh adalah seorang penjudi. Ga Ryun menjelaskan kalau ibunya berkata kalau dia akan membayar denda dan tidak menerima uang sewa untuk sementara waktu. Man Ok yg kadung kesal pada Ga Ryun dan ibunya bertanya apa sewa masalahnya sekarang? Ga Ryun terdiam mendengar pertanyaan Man Ok.


Man Ok : “Toko pakaian  Manokine di tutup, sanggar juga di tutup. Bagaimana aku akan hidup sekarang? Karena ibu dan anak Hong yg pengangguran dan merepotkan, hidupku juga akan di tutup. Apa sewa masalahnya sekarang?”

Ga Ryun tanpa rasa bersalah mencoba menasehati Man Ok dan berkata selalu ada jalan keluar. “Kau tau itu...meminjam uang dengan jaminan. Jika untuk sementara kau bertahan dengan itu entah bagaimana caranya, aku akan melakukan semuanya untuk..” Ga Ryun tidak menyelesaikan kata2nya karena tiba2 beberapa orang tua murid Taekwondo Man Ok datang dan berkata apa yg Ga Ryun katakan itu masuk akal?


Seorang Ahjumma (Ibu Jin Ho) mengintrogasi Man Ok. Man Ok menyapanya. “Aku menolak semua sanggar dengan bangunan baru dan memilih sanggar tua ini. Aku tetap mempercayakan anakku padamu. Tapi, bagaimana bisa kau? Apa maksudmu rumah judi?” Man Ok mencoba menjelaskan masalahnya, tapi seorang ahjumma memotong ucapannya. Ahjumma itu kesal melihat pengumuman yg dipasang Man Ok dan mencabutnya karena pengumuman itu berbohong tentang pelatihan guru. Ahjumma itu berteriak kesal pada Man Ok, “Apa kau pikir kami bodoh? Sulit dipercaya telah terjadi perjudian di sanggar tempat anak2 berolahraga? Bagaimana bisa kau terang2an berbohong seperti ini saat usahamu tengah ditangguhkan?” Man Ok mencoba menjelaskan kesalahpahaman ini tapi lagi ucapannya di potong ibu Jin Ho. “Tidak perlu bicara panjang lebar. Tidak perlu berdebat dengan orang yg tinggal di lingkungan sama yg telah membakar wajahnya sendiri.” Ibu Jin Ho juga meminta Man Ok mengembalikan biaya pendaftaran anak2 mereka.


Man Ok terkejut mendengar permintaan ibu Jin Ho. Ibu Jin Ho bertanya karena usaha Man Ok di tangguhkan sehingga anak2 mereka tidak bisa berolahraga, apa Man Ok akan membiarkan anak2 mereka tidak melakukan apapun selama berbulan2? Man Ok menjawab mereka tidak harus seperti itu dan berjanji akan mengembalikan biaya pendaftaran mereka hari ini.


Man Ok berada di bank untuk menarik seluruh isi tabungannya. Man Ok tidak memperhatikan saat petugas bank menyerahkan uangnya, dia tampak menghayal. Petugas itu mencoba menegur Man Ok, Man Ok tersadar dan mengambil uangnya. Man Ok menghela nafas berat.


Man Ok  berada di kantornya, sibuk memasukkan uang pendaftaran murid2nya yg harus dia kembalikan ke dalam amplop. Man Ok menatap lemas sisa uang yg harus dia kembalikan. Tiba2 telpon berbunyi, dengan enggan Man Ok mengangkatnya. Betapa terkejutnya Man Ok ternyata Kakek yg menelpon. Di ujung telpon, Kakek bertanya apa ada seseorang yg meninggal? Kenapa Man Ok menerima telpon dengan mendesah? Man Ok beralasan kalau dia berolahraga keras dan kelelahan.


 Kakek yg sepertinya menyadari ada sesuatu yg disembunyikan Man Ok, bertanya tidak ada masalah di sanggar, kan? Man Ok sepertinya tersadar dan menyangkal kalau tidak ada masalah apa2. Kakek berkata kalau dia menelpon karena beberapa hari ini kakek mendapatkan mimpi yg mengganggu. “Jang Man Ok...Dimana ada kemauan....” tanya kakek. “...di situ ada jalan!” sambung Man Ok tegas. Man Ok lalu menutup telpon.


Man Ok keluar dari kantornya dan berjalan menuju ruang latihan. Man Ok menatap sekeliling ruangan dan foto2 yg terpajang di dinding ruangan itu. Mata Man Ok tertumbuk pada foto kakek yg terpajang di dinding. “Jika kakek mengetahui bahwa sanggar diperintahkan untuk penangguhan usaha sementara,” gumam Man Ok sambil menatap sayu foto kakek. Man Ok seperti tersadar dari lamunannya dan merinding membayangkan jika kakek sampai mengetahui perihal penangguhan usaha itu.


Man Ok membayangkan sedang berhadapan dengan kakek di ruang latihan dan memakai seragam Taekwondonya. Kakek menatap tajam Man Ok, Man Ok menatap takut kakek.

Kakek : “Jang Man Ok! Untuk seorang seniman beladiri, kehormatan adalah hidupnya. Kau mengotori kehormatanmu seperti ini, Jang Man Ok. Telah ditetapkan!”


Kakek tiba2 maju ke depan Man Ok dan membantingnya. Man Ok berteriak histeris membayangkan kakek membantingnya. Dia tersadar dan merasa lega karena itu semua hanya khayalannya semata. “Aku pantas mati. Benar, manusia sepertiku pantas untuk mati,” ujar Man Ok sambil menatap foto kakek. Man Ok mengeluh, kenapa dia melakukan itu?


Tiba2 mata Man Ok tertumbuk pada tumpukan poster iklan di bawah sofa. Man Ok seakan2 berbicara pada poster itu dan menyalahkan Tae Ik di foto itu. ”Kau membuat semua kekacauan ini karena kau menggunakan satu foto? Jika tanganmu terkilir, seharusnya kau pergi ke rumah sakit. Kenapa kau datang ke sanggar orang lain dan menimbulkan masalah? Jika bukan untukmu, aku tidak akan meminjamkan sanggar ini.  Maka tidak akan terjadi perjudian dan penangguhan sementara usaha ini. Arggh...yg benar saja?!  Jika aku menangkapmu dengan tangaku, kau akan mati,” teriak Man Ok kesal sambil merobek poster yg dipegangnya.


Man Ok berbalik dan ternyata seorang ahjusshi berdiri ketakutan melihat Man Ok mengamuk sedari tadi.  Ahjusshi yg ternyata seorang kurir itu bertanya apa dia Jang Man Ok? Man Ok langsung memperbaiki sikapnya dan tersenyum manis mengiyakan. Ahjusshi itu meletakkan paket yg dibawanya ke lantai lalu kabur karena ketakutan. Man Ok merasa heran dengan sikap ahjusshi itu yg tiba2 pergi begitu saja.


Man Ok mengambil paket itu yg ternyata kemeja pesanan pembeli dari toko Manokine. Man Ok memeluk paket itu dan bergumam, “Kau adalah pelanggan terkahir Toko Pakaian Manokine.” Man Ok teringat percakapannya di telpon terakhir kali dengan si pemesan ( yg ternyata Kang Hwi) yg memohon agar Man Ok memastikan pengiriman pesanannya dengan benar.  Man Ok bertekad mengantar sendiri pesanan terakhir tokonya itu.


Man Ok mengendarai skuternya untuk mengantar pesanan terakhir itu. Man Ok tiba di Full House. Man Ok memandang Full House dan berbicara pada dirinya sendiri, “Ini yg terakhir, jadi setidaknya aku harus memberi layanan seperti ini. Na Nim akan memakainya dengan baik.” Man Ok lalu memencet bel, namun karena tidak ada yg membuka pintu dia terus memencet bel itu.


Di dalam rumah, Tae Ik sedang meracik kosmetik yg akan dia pakai. Dia berteriak memanggil Go Dong agar membuka pintu. Tapi karena tidak ada sahutan, akhirnya Tae Ik sendiri yg keluar membuka pintu. Di luar pagar, Man Ok tampak gelisah karena tidak ada yg membuka pintu. Tiba2 dia ingat kalau harus menelpon Na Nim dulu sebelum mengantarkan pesanannya.


Saat akan menelpon, Tae Ik membuka pagar dan terkejut melihat Man Ok du hadapannya, begitupun Man Ok. Tae Ik yg terkejut bertanya apa yg Man Ok lakukan? Bagaimana bisa Man Ok tau alamatnya dan datang kemari? Man Ok justru tidak menyangka kalau Tae Ik tinggal di rumah itu, “Kau tidak akan menemuiku, bagaimanapun caranya aku ingin menemuimu. Bagaimana bisa aku bertemu denganmu di tempat seperti ini?” Man Ok melangkah mendekati Tae Ik, Tae Ik yg mengkeret (bahasa apa ini??) buru2 berlindung di balik pagar. Tae Ik panik, dia bertanya siapa Man Ok? Penguntit? Apa Man Ok penggemar W.P Kang Hwi? Man Ok bingung, W...apa?


“W.P kau tidak tau? Penggemar penguntit pribadi. Bahkan jika kami berada dalam satu grup, dia yg peduli pada satu anggota yg dia suka. Orang sepertimu!” Tae Ik menunjuk Man Ok sambil tetap berlindung di balik pagar.


“Walaupun aku memiliki teman khayalan, aku tidak tau mengenai W.P. Aku sudah merasa buruk di sebut sebagai penguntit, kau pikir aku ini apa?” sangkal Man Ok. “Kau penjahat!” teriak Tae Ik kesal.


Kang Hwi yg berada di dalam rumah, akhirnya keluar karena mendengar keributan di luar rumah (Kang Hwi lucu banget di sini dengan pipi di gembungin + kacamatanya).


“Kau menjual wajah orang lain pada foto yg mengerikan. Kau pikir kau datang kemana, tanpa malu2 datang kesini? Aish,” Tae Ik buru2 mengunci pagar lalu berbalik pergi.  Man Ok yg geram di katai penjahat dengan kesal melempar paket yg di bawanya hingga mengenai bahu Tae Ik. Kang Hwi yg mengintip dari dalam rumah tampak bingung apa penyebab pertengkaran mereka berdua.


Man Ok memanjat pagar dan menantang Tae Ik, “Hei, kau brengsek! Kembali ke sini!” Tae Ik yg merasa sakit di bahunya akibat lemparan Man Ok bertanya apa Man Ok gila? Man Ok tidak mengindahkan pertanyaan Tae Ik,  dia malah menyuruh Tae Ik keluar selama dia bicara baik2. Man Ok berteriak kesal sambil terus menggoyang2 pagar rumah yg di panjatinya. Tae Ik terkejut melihat ulah Man Ok. “Tanggung jawab untuk semuanya! Tanggung jawab untuk semuanya, kau bajingan!” teriak Man Ok.


Kang Hwi yg menguping semakin bingung, tanggung jawab? Apa itu? Kang Hwi seperti tersadar tentang tanggung jawab yg di maksud, “Orang itu...mungkin...”


Man Ok terus berteriak meminta pertanggung jawaban Tae Ik atas usahanya yg di tangguhkan. “Jika kau seorang artis, kau pikir kau bisa melakukan segalanya? Siapa kau yg menyuruhku menutup situsku? Baik, aku benar2 bersalah karena menggunakan fotomu tanpa mengatakan apapun. Tapi, apa kau harus mengambil roti dari mulut seseorang baru kau merasa lega? Bagimu itu hanya masalah memalukan dan menjengkelkan. Tapi bagiku masalah mencari nafkah. Apa kau bisa tidur dengan nyaman setelah mengambil roti dari mulut seseorang?”


Tae Ik : “Bagiku, wajah ini adalah mata pencaharianku yg berharga. Kau satu2 orang yg menyentuh mata pencaharianku. Kau tau?”

Man Ok yg hampir menangis merasa heran bagaimana bisa Tae Ik yg hidup di rumah semewah itu berbicara tentang mata pencaharian? Dia bertanya berapa besar tempat ini (Full House)? 100 pyeong? (1 pyeong = 3.3 meter persegi).  Man Ok meralat, tempat itu lebih dari 1000 pyeong. “Tapi apa? Aku benar2 tercengang. Kau seperti orang kaya yg bersikeras bahwa kekayaannya hanya 270 ribu won.” (bingo Man Ok! Kekayaan Tae Ik emang tinggal segitu).


 Tae Ik berbalik kesal karena mendengar sindiran Man Ok. Man Ok yg berteriak kenapa Tae Ik tidak mengatakan apapun, menahan langkah Tae Ik. Tae Ik tidak mengindahkan ucapan Man Ok berlalu pergi sambil menahan amarah di wajahnya. Man Ok terus berteriak mengumpat Tae Ik yg berlalu pergi.


Malam harinya, Man Ok sedang minum soju di sanggarnya untuk menghilangkan stres. “Ini pahit, kau sungguh menyedihkan Jang Man Ok! Apa yg akan kau lakukan, kau bahkan tidak memiliki biaya hidup,” Man Ok yg mulai mabuk, tampak berbicara sendiri. Dia memikirkan 30 juta won yg harus dia bayar sebagai kompensasi kepada Tae Ik. Dia mengeluh karena meminum soju tanpa memakan apapun karena tidak memiliki uang.


Tiba2 Man Ok menatap sekeliling ruangan. Dia lalu meraih salah satu syal di rak dan berpikir berapa harga yg pantas jika dia menjual syal itu?

=Flashback=


Man Ok kecil sedang bersama kedua orang tuanya. Tampak ibu memakaian syal untuk Man Ok dan memuji putrinya yg cantik. Ibu berkata kalau syal itu sangat cocok dengan Man Ok. Man Ok bertanya bisakah dia memiliki syal itu? Ibu mengiyakan permintaan Man Ok dan memberikan syal itu untuk Man Ok. Man Ok lalu berbalik menghadap ayahnya dan bertanya apa dia terlihat cantik dengan syal itu? Ayah langsung memuji Man Ok dan memberikan 2 jempol untuknya. Man Ok melompat kesenangan dan berputar2. Ayah lalu memakaikan syal itu ke kepala Man Ok (kyk jilbab). Ayah memuji Man Ok yg terlihat lebih cantik daripada ibu. Ibu sepakat dengan pujian ayah, “Tentu, kau harus lebih cantik dari ibu, putri kami.”

Man Ok lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

=Flashback End=


Man Ok menahan tangis mengingat masa2 bahagia sewaktu orang tuanya masih hidup. Man Ok menatap syal warisan dari ibunya itu, “Jang Man Ok! Bukan, Michelle Jang!  Apapun yg terjadi, kau tidak boleh menyentuh ini. Tak pernah!” Man Ok lalu menaruh kembali syal itu di rak.


Tiba2 bel berbunyi, dengan langkah sempoyongan karena sedikit mabuk Man Ok menuju pintu. Betapa terkejutnya Man Ok saat membuka pintu, di hadapannya berdiri Kang Hwi yg tersenyum manis dan melambai padanya. Man Ok heran kenapa Kang Hwi bisa ada disini? Man Ok pikir itu cuman khayalan karena dirinya sedang mabuk.


Man Ok hendak masuk kembali, tapi Kang Hwi langsung memegang tangan Man Ok dan memanggil namanya. Tanpa disangka, Man Ok memelintir tangan Kang Hwi dan membantingnya ke lantai. Tiba2 Man Ok tersadar dan terkejut saat melihat siapa orang yg dibantingnya.


Kang Hwi yg masih berbaring di lantai meringis kesakitan memegang kepalanya yg terbentur lantai. Kang Hwi pun pingsan dengan suksesnya. Man Ok semakin panik sambil berusaha menyadarkan Kang Hwi.


Man Ok memboyong Kang Hwi masuk dan membaringkan Kang Hwi di kasurnya. Man Ok mengompres dahi Kang Hwi yg belum sadarkan diri. Man Ok yg panik bertanya kenapa Kang Hwi datang ke rumahnya dan mendapatkan hal semacam itu (dibanting Man Ok hingga pingsan)?

 Man Ok mengeluh dan berbicara sendiri, “Jadi...berapa lagi harga yg pantas untuk ini? Mereka meminta 30 juta won karena aku menggunakan foto. Tapi aku menyentuh tubuhnya yg berharga (baca : dibanting sampe pingsan). Apa 40 juta? Tidak, 50 juta?” Man Ok menghela nafas berat, dia semakin stres karena masalahnya berpikir masalahnya bertambah lagi.


Man Ok tiba2 panik karena Kang Hwi belum sadar juga dan mengira kalau Kang Hwi meninggal. Man Ok mendekatkan telinganya ke wajah Kang Hwi untuk menyakinkan dirinya kalau Kang Hwi masih bernafas. Man Ok terkejut karena Kang Hwi tiba2 tersadar dan membuka matanya.


Kang Hwi lalu bangun sambil memegang lehernya dan mengeluh kepalanya yg sakit. Tiba2 Kang Hwi terkejut melihat sesuatu di depannya. Ternyata Kang Hwi melihat Walk In Closet Man Ok dan menghampirinya.


 Kang Hwi mengenali barang2 yg ada di WIC Man Ok itu sebagai alat peraga situs online Manokine. Kang Hwi memeriksa aksesoris yg ada di WIC itu, dan seperti menyadari sesuatu Kang Hwi bertanya apa semua item2 itu asli? Man Ok yg merasa bingung dengan tingkah Kang Hwi malah bertanya Kang Hwi tau Toko Pakaian Manokine? Kang Hwi tertawa mengiyakan perkataan Man Ok dan berkata kalau itu dia.


Man Ok bingung dengan maksud Kang Hwi. Kang Hwi lalu mencari2 sesuatu dan menemukan sebuah majalah lalu menutup wajahnya dengan majalah itu. Kang Hwi berkata kalau ID-nya Na Nim (ternyata Kang Hwi yg meng-upload foto di situs online Manokine dengan wajah tertutup emoticon).


Man Ok menunjuk kemeja denim yg di pakai Kang Hwi dan mengenalinya sebagai produk dari tokonya. Kang Hwi tertawa senang, “Kau tau sekarang? Kau tau betapa aku ingin memakai pakaian ini?” Mereka berdua tersenyum senang.

=Flashback=


Kang Hwi sedang berbaring di sofa di rumahnya sambil membaca majalah fashion. Dia lalu melempar majalah itu ke meja lalu meraih tabletnya. Kang Hwi lalu membuka situs online Manokine untuk mengecek barang pesanannya. Kang Hwi terkejut saat melihat pengumuman penutupan situs online Manokine itu. Kang Hwi merasa frustasi dan melempar Tablet-nya ke meja. “Apa yg harus aku lakukan sekarang? Apa yg harus aku lakukan mengenai pakaianku sekarang?” Kang Hwi tiba2 menyadari sesuatu dan berpikir apa bajingan Lee Tae Ik yg menyebabkan semua masalah ini? Apa dia menuntut atas penggunaan fotonya? Kang Hwi menganggap itu tidak masuk akal karena foto Tae Ik di poster iklan itu bahkan tidak begitu bagus.

Kang Hwi lalu meraih ponselnya dan menelpon Go Dong. Dia bertanya dimana Go Dong? Go Dong menjawab kalau dia sedang rapat lalu menutup telponnya. Kang Hwi semakin panik. Tiba2 dia mendengar suara Man Ok di luar rumah yg berteriak meminta Tae Ik bertanggung jawab atas penutupan situs Manokine-nya. Kang Hwi yg mengintip merasa aneh karena memang Tae Ik yg menyebabkan masalah dengan gadis itu (Man Ok). Kang Hwi yg memandang Man Ok yg terus berteriak menantang Tae Ik, tiba2 mengingat kalau Man Ok adalah gadis manekine yg tempo hari menolongnya dari kepungan fans-nya. Kang Hwi juga mengingat saat Man Ok memperkenalkan namanya. Kang Hwi lalu mengaitkan nama Jang Man Ok dengan Toko Pakaian Manokine. Kang Hwi akhirnya sadar kalau Man Ok adalah pemilik Toko Pakaian Manokine.

=Flashback End=


Man Ok duduk berdampingan dengan Kang Hwi di depan WIC. Mereka berdua tampak malu2. Kang Hwi akhirnya buka suara, dia meminta maaf pada Man Ok. Dia menyesal semua ini terjadi karena dirinya yg membawa foto itu dan memperlihatkannya pada Tae Ik. Dia benar2 tidak tau kalau Man Ok adalah pemilik Toko Pakaian Manokine. Man Ok sama sekali tidak menyalahkan Tae Ik. Man Ok beranggapan kalau Kang Hwi tidak melakukannya dengan sengaja dan ini bukan sesuatu yg harus Kang Hwi sesali. Kang Hwi merasa bersalah mendengar ucapan Man Ok. “Aku yg seharusnya meminta maaf untuk menyebabkan luka itu,” ujar Man Ok.


“Biaya rumah sakit... Aku tidak memiliki uang untuk kuberikan padamu. Tapi, aku akan membayarnya segera jika aku mendapatkan uang. Jadi...bisakah kau tidak menuntutku,” pinta Man Ok memelas. Kang Hwi tersenyum, dia merasa baik2 saja dan tidak akan menuntut Man Ok. 

Kang Hwi tiba2 merasa sakit di kepala belakangnya, Man Ok jadi khawatir. Alih2 merasakan sakit kepala, Kang Hwi malah berkata bagaimana bisa dia menuntut Man Ok karena hal ini? Dia berkata kalau dia baik2 saja untuk meredakan kekhawatiran Man Ok terhadapnya.

”Sebaliknya, gugatan dan menutup situsmu, kau telah cukup mengalami pukulan,” Ujar Kang Hwi.

“Ya..itu cukup banyak...”


“Karena itu, aku juga minta maaf.” Kang Hwi berkata kalau semua barang2 di WIC itu model kuno, jadi dia meminta Man Ok menjual semua barang itu padanya dan dia akan membayar lebih dari harga pasaran. Dengan tegas Man Ok menolak permintaan Kang Hwi. Kang Hwi bertanya kenapa? Dia memohon agar Man Ok menjual semua itu padanya. “Man Ok, kau mengatakan hal itu karena kau tidak mengetahuinya. Tapi, bayi2 cantik itu seharusnya mencari pemilik yg tepat sepertiku,” Kang Hwi mencoba berdiplomasi.


“Itu...semua itu adalah peninggalan orang tuaku yg telah meninggal.”


Kang Hwi jadi tidak enak hati pada Man Ok, “Ma...maafkan aku. Aku bahkan tidak mengetahuinya.” Man Ok hanya tertunduk diam. Suasana menjadi canggung. Kang Hwi melirik jaket berumbai yg Man Ok kenakan dan bertanya apa Man Ok yg membuatnya? Man Ok mengiyakan.


“Kau membuat semua desain dari Toko Pakaian Manokine?” tanya Kang Hwi takjub.

“Ya, hanya dengan semua itu,” Man Ok menunjuk barang2 di WIC.


Tiba2 Kang Hwi meraih tangan Man Ok dan menggenggamnya. “Man Ok, kau mau bekerja sama dengan kami?” Man Ok tampak bingung. Kang Hwi mencoba menjelaskan maksudnya, “Beberapa waktu lalu stylist kami berhenti. Melihat semua contoh2 koleksimu di sini, bagaimana kalau kau menjadi stylist Take One?” Man Ok terkejut, “Take One? Itu sedikit...”

Kang Hwi buru2 memotong ucapan Man Ok, ”Sebagai gantinya, aku pastikan kau mendapatkan gaji yg bagus. Aku akan memberitahu mereka untuk memotong uang kompensasi dari gajimu. Dan jika semuanya berjalan lancar, mereka bisa menguranginya untukmu.” Man Ok terkejut mendengar penawaran Kang Hwi. Man Ok tiba2 teringat makian  Tae Ik yg menyebutnya penjahat karena menjual wajahnya pada foto yg mengerikan.


“Kang Hwi, aku tidak bisa melakukannya.”

“Kenapa? Dengan bakatmu, kau bisa melakukannya. Siapa yg terlahir sebagai Stylist?” bujuk Kang Hwi.

Man Ok berkata bukan begitu. “Lalu, kau tidak ingin bekerja denganku?” tanya Kang Hwi memelas. Man Ok buru2 menjelaskan, “Bukan. Aku menyukai Kang Hwi. Aku menyukaimu, tapi tetap saja...”

“Kau menyukaiku tapi kenapa? Kenapa?”


“Kau tau bajingan itu....” Man Ok buru menutup mulutnya dengan tangan sebelum keceplosan menyebut Tae Ik bajingan.


Kang Hwi yg tahu kalau bajingan yg Man Ok maksud adalah Tae Ik, malah tertawa (yaiyalah...lah wong Kang Hwi juga benci abis ama Tae Ik). Man Ok yg merasa bersalah malah berkata bukan. Kang Hwi berkata tidak apa2, dia mempunyai rencana. Man Ok hanya tersenyum getir mendengar ucapan Kang Hwi.


Keesokan harinya, Tae Ik yg bersiap2 keluar rumah terkejut saat melihat seseorang memakai burqah (bercadar hingga menutupi seluruh wajah) berdiri di ruang tamunya.

“Kau...siapa kau?”


Wanita bercadar itu berbalik menatap Tae Ik. Tae Ik tercengang melihatnya.






Bersambung ke episode 3