==Part 2==
Man Ok
mengendarai skuternya menuju kantor UEnterLJ. Dia memikirkan percakapannya
dengan pengacara Take One yg menghubunginya yg meminta Man Ok menutup situsnya
dan membayar kompensasi sebesar 30 juta won. Man Ok berhenti karena lampu
merah, dia tampak bingung memikirkan kompensasi yg harus dia bayar. “30 juta
won bukan lelucon. Apa yg harus kulakukan?” keluh Man Ok. Tiba2 Man Ok seakan2
mendengar suara kakek yg menegurnya, “Jang Man Ok, ada apa dengan sikapmu?
Dimana ada kemauan...” “...disitu
ada jalan!” tegas Man Ok. Man Ok seperti tersadar dan membulatkan tekadnya
“Benar, jika aku memberikan apa yg mereka minta, itu bodoh. Aku akan kesana dan
berbicara dengan mereka sendiri.” Man Ok lalu memacu motornya ke kantor
UEnterLJ.
Man Ok tiba di
kantor UEnterLJ. Di depan kantor sudah banyak fans Take One yg menunggu idola
mereka keluar. Man Ok masuk dengan langkah mantap menerobos gerombolan fans itu
dan masuk ke kantor UEnterLJ. Para fans Take One terheran2 dengan sikap Man Ok
yg menerobos begitu saja dan menyebut Man Ok wanita gila. Tidak berapa lama
kemudian, Man Ok di giring keluar oleh petugas keamanan karena mengira Man Ok
salah satu fans Take One. Man Ok berteriak kesal kalau dia ingin menemui Tae Ik
karena alasan pribadi. Tapi para petugas keamanan itu tidak peduli pada
teriakan Man Ok dan berlalu pergi.
Tiba2 Man Ok di
kepung gerombolan fans Take One. Mereka merasa kesal karena Man Ok tidak tahu
peraturan dan menerobos masuk begitu saja. Man Ok mendesah kesal. Man Ok
menyuruh fans itu menyingkir karena dia punya urusan mendesak, “Aku harus
menemui Tae Ik atau siapapun kalian menyebutnya.” Man Ok melangkah maju tapi di
dorong oleh mereka. “Apa yg dia katakan...menyebut oppa kita ‘Tae Ik atau
siapapun’? Ahjumma ini benar2 gila.” Man Ok kesal karena di sebut ahjumma.
Tiba2 salah seorang fans itu berteriak kalau Tae Ik ada disini. Gerombolan fans
itu lalu berlari ke arah taksi masing2 berniat mengejar Tae Ik. Man Ok tampak
bingung dengan tingkah mereka yg tiba2 pergi.
Man Ok lalu
mengikuti rombongan taksi para fans itu dan berhenti di sebuah pertokoan.
Tampak gerombolan fans berteriak histeris di depan toko. Man Ok mencoba
menerobos gerombolan fans itu, tapi tiba2 seorang gadis menginjak kaki Man Ok
dengan high heels-nya. Man Ok menjerit kesakitan. Man Ok menegur gadis itu,
“Kau harus meminta maaf jika kau menginjak kaki seseorang!” Tapi gadis itu
tampaknya tidak mendengar ucapan Man Ok dan berteriak histeris memanggil nama
Tae Ik yg baru saja keluar dari toko.
Man Ok terdorong
maju ke depan oleh beberapa fans yg mencoba mendekati idola mereka itu. Tae Ik
menuju mobilnya sambil di lindungi oleh Go Dong dari kepungan fans-nya. Man Ok
berteriak memanggil nama Tae Ik tapi Tae Ik tidak mendengarnya hingga masuk ke
mobil. Para fans itu lalu bergegas naik taksi mereka dan mengejar mobil Tae Ik.
Dan tinggalah Man Ok yg tampak kebingungan karena tidak berhasil berbicara
dengan Tae Ik.
Man Ok yg pulang
ke rumahnya terkejut karena melihat mobil polisi dan kerumunan warga di depan
rumahnya. Man Ok bergegas masuk ke rumahnya namun di tahan petugas polisi di
depan pintu.
Man Ok yg panik bertanya kenapa dia tidak bisa
masuk? “Apa yg terjadi? Ini sanggarku...apa yg dilakukan semua orang disini?”
Polisi itu bertanya apa Man Ok pemilik sanggar itu? Man Ok menjawab kalau dia
adalah guru di sanggar itu. Petugas itu menjelaskan kalau di sanggar Man Ok
telah terjadi perjudian ilegal dan mereka sedang melakukan penyelidikan dan
penangkapan. Apa Man Ok tidak tau?
Man Ok terkejut
mendengar penjelasan petugas tersebut, “Perjudian? Di sanggar kami? Tapi,
siapa...?” Belum selesai Man Ok bertanya, tiba2 Man Ok melihat Tuan Oh di
giring polisi dengan tangan terborgol. Petugas itu bertanya apa Man Ok dan Tuan
Oh saling mengenal? Man Ok mencoba menjelaskan, namun petugas itu meminta Man
Ok ikut dengan mereka ke kantor polisi untuk menjelaskan masalah ini.
Man Ok dan Tuan Oh di interogasi di kantor polisi.
Man Ok tampak gusar, dia berusaha menjelaskan kepada petugas yg
mengintrogasinya bahwa dirinya tidak bersalah.
Tapi petugas itu tidak percaya
dan menuduh Man Ok telah menerima uang dari Tuan Oh untuk menyediakan rumah
judi. Man Ok membantah kalau dia belum menerimanya. Tapi petugas itu malah
menyindir kalau Man Ok belum menerimanya, berarti dia akan menerimannya nanti. Man
Ok mengelak tuduhan itu, “Bukan begitu, aku sungguh bersumpah bahwa mereka
mengatakan akan latihan menari atau sesuatu seperti itu.”
Man Ok menunjuk Tuan
Oh dan menjelaskan ahjusshi itu mengatakan bahwa dia butuh tempat untuk
latihan, jadi dia meminjamkannya hanya untuk mendapatkan uang. Man Ok semakin
terkejut saat tahu sanggarnya ternyata di jadikan tempat perjudian dengan
taruhan puluhan juta won. Man Ok menatap tajam Tuan Oh dan menyebutnya pelit
karena hanya akan memberikan 200 ribu won per hari sebagai uang sewa. Tuan Oh
berusaha membela diri dengan berpura2 menasehati jika Man Ok ketagihan dengan
uang seperti itu, dia akan berada dalam kesulitan. Man Ok stres mendengar kata2
Tuan Oh.
Tuan Oh lalu
berfilosofi tentang dirinya yg seperti burung yg bermigrasi yg bersusah payah berpindah tempat dan melarikan diri dari
polisi. Tuan Oh beranggapan kalau hanya Man Ok yg menerima dirinya dengan cinta
untuk migrasi burung (Nih Tuan Oh filosofinya absurd banget dah). Tuan Oh
berusaha membela Man Ok, tapi petugas itu membentaknya agar tidak ikut campur.
Petugas : “Apapun
itu, untuk meminjamkan sanggar untuk para penjudi setelah menerima uang ini
jelas2 kesalahanmu. Jadi, bahkan jika kau tidak di tuntut atas tindakan pidana,
kau harus mempersiapkan diri setidaknya untuk penangguhan usahamu dan membayar
denda. Kau harus mengingatnya dan kau bisa pergi.”
Man Ok terkejut
mendengar tentang penangguhan usahanya dan berusaha protes, “Seorang warga
negara yg baik telah di tipu dan telah menimbulkan kerugian. Alih2
menenangkanku, apa maksud anda dengan penghentian usaha?” Man Ok lalu bangkit
dari kursinya, “Polisi masyarakat...kepada warga negar yg baik...bisakah kau
melakukan ini?” teriak Man Ok marah lalu menendang kursinya. Sebagai aksi
protesnya Man Ok lalu duduk bersila di lantai, “Aku tidak akan beranjak satu
langkah pun dari sini sampai aku terbukti tidak bersalah.” Orang2 di kantor
polisi tersebut terkejut melihat aksi Man Ok. Petugas yg mengintrogasi Man Ok
lalu memanggil temannya untuk menghentikan aksi protes Man Ok. Dua orang polisi
lalu berdiri dan menggiring Man Ok keluar dari kantor polisi. Man Ok berteriak
histeris , “Bagaimana bisa polisi masyarakat melakukan kekerasan kepada warga
negara yg baik?! Hal ini tidak bisa terjadi di negara Demokrasi ini!”
Tuan Oh
tercengang memandang Man Ok yg di giring
petugas keluar kantor polisi. Tiba2 dia berbalik menatap petugas yg
mengintrogasinya dan berkata kalau dirinya akan menyatakan pernyataan singkat.
Man Ok di depan
rumahnya sedang memasang pengumuman sanggar Taekwondo di tutup sampai tanggal
15 dengan alasan ada pelatihan guru. Ga Ryun yg bersamanya pun protes mengapa
warga negara yg baik harus menjalani sesuatu seperti ini? Penangguhan usaha?
Apa ini masuk akal? Man Ok membekap mulut Ga Ryun, dia menyuruh Ga Ryun diam
dan memintanya untuk tidak menyebarkan hal itu di lingkungan mereka. Ga Ryun
meminta maaf pada Man Ok. Dia berusaha membela ibunya yg tidak tau bahwa Tuan
Oh adalah seorang penjudi. Ga Ryun menjelaskan kalau ibunya berkata kalau dia
akan membayar denda dan tidak menerima uang sewa untuk sementara waktu. Man Ok
yg kadung kesal pada Ga Ryun dan ibunya bertanya apa sewa masalahnya sekarang? Ga Ryun terdiam mendengar pertanyaan Man Ok.
Man Ok : “Toko pakaian
Manokine di tutup, sanggar juga di tutup. Bagaimana aku akan hidup
sekarang? Karena ibu dan anak Hong yg pengangguran dan merepotkan, hidupku juga
akan di tutup. Apa sewa masalahnya sekarang?”
Ga Ryun tanpa rasa bersalah mencoba menasehati
Man Ok dan berkata selalu ada jalan keluar. “Kau tau itu...meminjam uang dengan
jaminan. Jika untuk sementara kau bertahan dengan itu entah bagaimana caranya,
aku akan melakukan semuanya untuk..” Ga Ryun tidak menyelesaikan kata2nya
karena tiba2 beberapa orang tua murid Taekwondo Man Ok datang dan berkata apa
yg Ga Ryun katakan itu masuk akal?
Seorang Ahjumma (Ibu Jin Ho) mengintrogasi Man
Ok. Man Ok menyapanya. “Aku menolak semua sanggar dengan bangunan baru dan
memilih sanggar tua ini. Aku tetap mempercayakan anakku padamu. Tapi, bagaimana
bisa kau? Apa maksudmu rumah judi?” Man Ok mencoba menjelaskan masalahnya, tapi
seorang ahjumma memotong ucapannya. Ahjumma itu kesal melihat pengumuman yg
dipasang Man Ok dan mencabutnya karena pengumuman itu berbohong tentang pelatihan
guru. Ahjumma itu berteriak kesal pada Man Ok, “Apa kau pikir kami bodoh? Sulit
dipercaya telah terjadi perjudian di sanggar tempat anak2 berolahraga?
Bagaimana bisa kau terang2an berbohong seperti ini saat usahamu tengah
ditangguhkan?” Man Ok mencoba menjelaskan kesalahpahaman ini tapi lagi
ucapannya di potong ibu Jin Ho. “Tidak perlu bicara panjang lebar. Tidak perlu
berdebat dengan orang yg tinggal di lingkungan sama yg telah membakar wajahnya
sendiri.” Ibu Jin Ho juga meminta Man Ok mengembalikan biaya pendaftaran anak2
mereka.
Man Ok terkejut mendengar permintaan ibu Jin
Ho. Ibu Jin Ho bertanya karena usaha Man Ok di tangguhkan sehingga anak2 mereka
tidak bisa berolahraga, apa Man Ok akan membiarkan anak2 mereka tidak melakukan
apapun selama berbulan2? Man Ok menjawab mereka tidak harus seperti itu dan
berjanji akan mengembalikan biaya pendaftaran mereka hari ini.
Man Ok berada di bank untuk menarik seluruh
isi tabungannya. Man Ok tidak memperhatikan saat petugas bank menyerahkan uangnya,
dia tampak menghayal. Petugas itu mencoba menegur Man Ok, Man Ok tersadar dan
mengambil uangnya. Man Ok menghela nafas berat.
Man Ok berada
di kantornya, sibuk memasukkan uang pendaftaran murid2nya yg harus dia
kembalikan ke dalam amplop. Man Ok menatap lemas sisa uang yg harus dia
kembalikan. Tiba2 telpon berbunyi, dengan enggan Man Ok mengangkatnya. Betapa
terkejutnya Man Ok ternyata Kakek yg menelpon. Di ujung telpon, Kakek bertanya
apa ada seseorang yg meninggal? Kenapa Man Ok menerima telpon dengan mendesah?
Man Ok beralasan kalau dia berolahraga keras dan kelelahan.
Kakek
yg sepertinya menyadari ada sesuatu yg disembunyikan Man Ok, bertanya tidak ada
masalah di sanggar, kan? Man Ok sepertinya tersadar dan menyangkal kalau tidak
ada masalah apa2. Kakek berkata kalau dia menelpon karena beberapa hari ini
kakek mendapatkan mimpi yg mengganggu. “Jang Man Ok...Dimana ada
kemauan....” tanya kakek. “...di situ ada jalan!” sambung Man Ok tegas. Man
Ok lalu menutup telpon.
Man Ok keluar dari kantornya dan berjalan
menuju ruang latihan. Man Ok menatap sekeliling ruangan dan foto2 yg terpajang
di dinding ruangan itu. Mata Man Ok tertumbuk pada foto kakek yg terpajang di
dinding. “Jika kakek mengetahui bahwa sanggar diperintahkan untuk penangguhan
usaha sementara,” gumam Man Ok sambil menatap sayu foto kakek. Man Ok seperti
tersadar dari lamunannya dan merinding membayangkan jika kakek sampai
mengetahui perihal penangguhan usaha itu.
Man Ok membayangkan sedang berhadapan dengan
kakek di ruang latihan dan memakai seragam Taekwondonya. Kakek menatap tajam
Man Ok, Man Ok menatap takut kakek.
Kakek : “Jang Man Ok! Untuk seorang seniman
beladiri, kehormatan adalah hidupnya. Kau mengotori kehormatanmu seperti ini,
Jang Man Ok. Telah ditetapkan!”
Kakek tiba2 maju ke depan Man Ok dan
membantingnya. Man Ok berteriak histeris membayangkan kakek membantingnya. Dia
tersadar dan merasa lega karena itu semua hanya khayalannya semata. “Aku pantas
mati. Benar, manusia sepertiku pantas untuk mati,” ujar Man Ok sambil menatap
foto kakek. Man Ok mengeluh, kenapa dia melakukan itu?
Tiba2 mata Man Ok tertumbuk pada tumpukan
poster iklan di bawah sofa. Man Ok seakan2 berbicara pada poster itu dan menyalahkan
Tae Ik di foto itu. ”Kau membuat semua kekacauan ini karena kau menggunakan
satu foto? Jika tanganmu terkilir, seharusnya kau pergi ke rumah sakit. Kenapa
kau datang ke sanggar orang lain dan menimbulkan masalah? Jika bukan untukmu,
aku tidak akan meminjamkan sanggar ini.
Maka tidak akan terjadi perjudian dan penangguhan sementara usaha ini. Arggh...yg
benar saja?! Jika aku menangkapmu dengan
tangaku, kau akan mati,” teriak Man Ok kesal sambil merobek poster yg
dipegangnya.
Man Ok berbalik dan ternyata seorang ahjusshi
berdiri ketakutan melihat Man Ok mengamuk sedari tadi. Ahjusshi yg ternyata seorang kurir itu
bertanya apa dia Jang Man Ok? Man Ok langsung memperbaiki sikapnya dan
tersenyum manis mengiyakan. Ahjusshi itu meletakkan paket yg dibawanya ke
lantai lalu kabur karena ketakutan. Man Ok merasa heran dengan sikap ahjusshi itu
yg tiba2 pergi begitu saja.
Man Ok mengambil paket itu yg ternyata kemeja
pesanan pembeli dari toko Manokine. Man Ok memeluk paket itu dan bergumam, “Kau
adalah pelanggan terkahir Toko Pakaian Manokine.” Man Ok teringat percakapannya
di telpon terakhir kali dengan si pemesan ( yg ternyata Kang Hwi) yg memohon
agar Man Ok memastikan pengiriman pesanannya dengan benar. Man Ok bertekad mengantar sendiri pesanan
terakhir tokonya itu.
Man Ok mengendarai skuternya untuk mengantar
pesanan terakhir itu. Man Ok tiba di Full House. Man Ok memandang Full House
dan berbicara pada dirinya sendiri, “Ini yg terakhir, jadi setidaknya aku harus
memberi layanan seperti ini. Na Nim akan memakainya dengan baik.” Man Ok lalu
memencet bel, namun karena tidak ada yg membuka pintu dia terus memencet bel
itu.
Di dalam rumah, Tae Ik sedang meracik kosmetik
yg akan dia pakai. Dia berteriak memanggil Go Dong agar membuka pintu. Tapi
karena tidak ada sahutan, akhirnya Tae Ik sendiri yg keluar membuka pintu. Di
luar pagar, Man Ok tampak gelisah karena tidak ada yg membuka pintu. Tiba2 dia
ingat kalau harus menelpon Na Nim dulu sebelum mengantarkan pesanannya.
Saat akan menelpon, Tae Ik membuka pagar dan
terkejut melihat Man Ok du hadapannya, begitupun Man Ok. Tae Ik yg terkejut
bertanya apa yg Man Ok lakukan? Bagaimana bisa Man Ok tau alamatnya dan datang
kemari? Man Ok justru tidak menyangka kalau Tae Ik tinggal di rumah itu, “Kau
tidak akan menemuiku, bagaimanapun caranya aku ingin menemuimu. Bagaimana bisa
aku bertemu denganmu di tempat seperti ini?” Man Ok melangkah mendekati Tae Ik,
Tae Ik yg mengkeret (bahasa apa ini??) buru2 berlindung di balik pagar. Tae Ik
panik, dia bertanya siapa Man Ok? Penguntit? Apa Man Ok penggemar W.P Kang Hwi?
Man Ok bingung, W...apa?
“W.P kau tidak tau? Penggemar penguntit
pribadi. Bahkan jika kami berada dalam satu grup, dia yg peduli pada satu
anggota yg dia suka. Orang sepertimu!” Tae Ik menunjuk Man Ok sambil tetap
berlindung di balik pagar.
“Walaupun aku memiliki teman khayalan, aku
tidak tau mengenai W.P. Aku sudah merasa buruk di sebut sebagai penguntit, kau
pikir aku ini apa?” sangkal Man Ok. “Kau penjahat!” teriak Tae Ik kesal.
Kang Hwi yg berada di dalam rumah, akhirnya
keluar karena mendengar keributan di luar rumah (Kang Hwi lucu banget di sini
dengan pipi di gembungin + kacamatanya).
“Kau menjual wajah orang lain pada foto yg
mengerikan. Kau pikir kau datang kemana, tanpa malu2 datang kesini? Aish,” Tae
Ik buru2 mengunci pagar lalu berbalik pergi. Man Ok yg geram di katai penjahat dengan kesal
melempar paket yg di bawanya hingga mengenai bahu Tae Ik. Kang Hwi yg mengintip
dari dalam rumah tampak bingung apa penyebab pertengkaran mereka berdua.
Man Ok memanjat pagar dan menantang Tae Ik,
“Hei, kau brengsek! Kembali ke sini!” Tae Ik yg merasa sakit di bahunya akibat
lemparan Man Ok bertanya apa Man Ok gila? Man Ok tidak mengindahkan pertanyaan
Tae Ik, dia malah menyuruh Tae Ik keluar
selama dia bicara baik2. Man Ok berteriak kesal sambil terus menggoyang2 pagar
rumah yg di panjatinya. Tae Ik terkejut melihat ulah Man Ok. “Tanggung jawab
untuk semuanya! Tanggung jawab untuk semuanya, kau bajingan!” teriak Man Ok.
Kang Hwi yg menguping semakin bingung,
tanggung jawab? Apa itu? Kang Hwi seperti tersadar tentang tanggung jawab yg di
maksud, “Orang itu...mungkin...”
Man Ok terus berteriak meminta pertanggung
jawaban Tae Ik atas usahanya yg di tangguhkan. “Jika kau seorang artis, kau pikir
kau bisa melakukan segalanya? Siapa kau yg menyuruhku menutup situsku? Baik,
aku benar2 bersalah karena menggunakan fotomu tanpa mengatakan apapun. Tapi,
apa kau harus mengambil roti dari mulut seseorang baru kau merasa lega? Bagimu
itu hanya masalah memalukan dan menjengkelkan. Tapi bagiku masalah mencari
nafkah. Apa kau bisa tidur dengan nyaman setelah mengambil roti dari mulut
seseorang?”
Tae Ik : “Bagiku, wajah ini adalah mata
pencaharianku yg berharga. Kau satu2 orang yg menyentuh mata pencaharianku. Kau
tau?”
Man Ok yg hampir menangis merasa heran
bagaimana bisa Tae Ik yg hidup di rumah semewah itu berbicara tentang mata
pencaharian? Dia bertanya berapa besar tempat ini (Full House)? 100 pyeong? (1
pyeong = 3.3 meter persegi). Man Ok
meralat, tempat itu lebih dari 1000 pyeong. “Tapi apa? Aku benar2 tercengang.
Kau seperti orang kaya yg bersikeras bahwa kekayaannya hanya 270 ribu won.”
(bingo Man Ok! Kekayaan Tae Ik emang tinggal segitu).
Tae Ik
berbalik kesal karena mendengar sindiran Man Ok. Man Ok yg berteriak kenapa Tae
Ik tidak mengatakan apapun, menahan langkah Tae Ik. Tae Ik tidak mengindahkan
ucapan Man Ok berlalu pergi sambil menahan amarah di wajahnya. Man Ok terus
berteriak mengumpat Tae Ik yg berlalu pergi.
Malam harinya, Man Ok sedang minum soju di
sanggarnya untuk menghilangkan stres. “Ini pahit, kau sungguh menyedihkan Jang
Man Ok! Apa yg akan kau lakukan, kau bahkan tidak memiliki biaya hidup,” Man Ok
yg mulai mabuk, tampak berbicara sendiri. Dia memikirkan 30 juta won yg harus
dia bayar sebagai kompensasi kepada Tae Ik. Dia mengeluh karena meminum soju
tanpa memakan apapun karena tidak memiliki uang.
Tiba2 Man Ok menatap sekeliling ruangan. Dia
lalu meraih salah satu syal di rak dan berpikir berapa harga yg pantas jika dia
menjual syal itu?
=Flashback=
Man Ok kecil sedang bersama kedua orang
tuanya. Tampak ibu memakaian syal untuk Man Ok dan memuji putrinya yg cantik. Ibu
berkata kalau syal itu sangat cocok dengan Man Ok. Man Ok bertanya bisakah dia
memiliki syal itu? Ibu mengiyakan permintaan Man Ok dan memberikan syal itu
untuk Man Ok. Man Ok lalu berbalik menghadap ayahnya dan bertanya apa dia
terlihat cantik dengan syal itu? Ayah langsung memuji Man Ok dan memberikan 2
jempol untuknya. Man Ok melompat kesenangan dan berputar2. Ayah lalu memakaikan
syal itu ke kepala Man Ok (kyk jilbab). Ayah memuji Man Ok yg terlihat lebih
cantik daripada ibu. Ibu sepakat dengan pujian ayah, “Tentu, kau harus lebih
cantik dari ibu, putri kami.”
Man Ok lalu mencium pipi kedua orang tuanya.
=Flashback End=
Man Ok menahan tangis mengingat masa2 bahagia
sewaktu orang tuanya masih hidup. Man Ok menatap syal warisan dari ibunya itu,
“Jang Man Ok! Bukan, Michelle Jang!
Apapun yg terjadi, kau tidak boleh menyentuh ini. Tak pernah!” Man Ok
lalu menaruh kembali syal itu di rak.
Tiba2 bel berbunyi, dengan langkah sempoyongan
karena sedikit mabuk Man Ok menuju pintu. Betapa terkejutnya Man Ok saat
membuka pintu, di hadapannya berdiri Kang Hwi yg tersenyum manis dan melambai padanya.
Man Ok heran kenapa Kang Hwi bisa ada disini? Man Ok pikir itu cuman khayalan
karena dirinya sedang mabuk.
Man Ok hendak masuk kembali, tapi Kang Hwi
langsung memegang tangan Man Ok dan memanggil namanya. Tanpa disangka, Man Ok
memelintir tangan Kang Hwi dan membantingnya ke lantai. Tiba2 Man Ok tersadar
dan terkejut saat melihat siapa orang yg dibantingnya.
Kang Hwi yg masih berbaring di lantai meringis
kesakitan memegang kepalanya yg terbentur lantai. Kang Hwi pun pingsan dengan
suksesnya. Man Ok semakin panik sambil berusaha menyadarkan Kang Hwi.
Man Ok memboyong Kang Hwi masuk dan
membaringkan Kang Hwi di kasurnya. Man Ok mengompres dahi Kang Hwi yg belum
sadarkan diri. Man Ok yg panik bertanya kenapa Kang Hwi datang ke rumahnya dan
mendapatkan hal semacam itu (dibanting Man Ok hingga pingsan)?
Man Ok
mengeluh dan berbicara sendiri, “Jadi...berapa lagi harga yg pantas untuk ini?
Mereka meminta 30 juta won karena aku menggunakan foto. Tapi aku menyentuh
tubuhnya yg berharga (baca : dibanting sampe pingsan). Apa 40 juta? Tidak, 50
juta?” Man Ok menghela nafas berat, dia semakin stres karena masalahnya
berpikir masalahnya bertambah lagi.
Man Ok tiba2 panik karena Kang Hwi belum sadar
juga dan mengira kalau Kang Hwi meninggal. Man Ok mendekatkan telinganya ke
wajah Kang Hwi untuk menyakinkan dirinya kalau Kang Hwi masih bernafas. Man Ok
terkejut karena Kang Hwi tiba2 tersadar dan membuka matanya.
Kang Hwi lalu bangun sambil memegang lehernya
dan mengeluh kepalanya yg sakit. Tiba2 Kang Hwi terkejut melihat sesuatu di
depannya. Ternyata Kang Hwi melihat Walk In Closet Man Ok dan menghampirinya.
Kang
Hwi mengenali barang2 yg ada di WIC Man Ok itu sebagai alat peraga situs online
Manokine. Kang Hwi memeriksa aksesoris yg ada di WIC itu, dan seperti menyadari
sesuatu Kang Hwi bertanya apa semua item2 itu asli? Man Ok yg merasa bingung
dengan tingkah Kang Hwi malah bertanya Kang Hwi tau Toko Pakaian Manokine? Kang
Hwi tertawa mengiyakan perkataan Man Ok dan berkata kalau itu dia.
Man Ok bingung dengan maksud Kang Hwi. Kang
Hwi lalu mencari2 sesuatu dan menemukan sebuah majalah lalu menutup wajahnya
dengan majalah itu. Kang Hwi berkata kalau ID-nya Na Nim (ternyata Kang Hwi yg
meng-upload foto di situs online Manokine dengan wajah tertutup emoticon).
Man Ok menunjuk kemeja denim yg di pakai Kang
Hwi dan mengenalinya sebagai produk dari tokonya. Kang Hwi tertawa senang, “Kau
tau sekarang? Kau tau betapa aku ingin memakai pakaian ini?” Mereka berdua
tersenyum senang.
=Flashback=
Kang Hwi sedang berbaring di sofa di rumahnya sambil
membaca majalah fashion. Dia lalu melempar majalah itu ke meja lalu meraih
tabletnya. Kang Hwi lalu membuka situs online Manokine untuk mengecek barang
pesanannya. Kang Hwi terkejut saat melihat pengumuman penutupan situs online
Manokine itu. Kang Hwi merasa frustasi dan melempar Tablet-nya ke meja. “Apa yg
harus aku lakukan sekarang? Apa yg harus aku lakukan mengenai pakaianku
sekarang?” Kang Hwi tiba2 menyadari sesuatu dan berpikir apa bajingan Lee Tae
Ik yg menyebabkan semua masalah ini? Apa dia menuntut atas penggunaan fotonya? Kang
Hwi menganggap itu tidak masuk akal karena foto Tae Ik di poster iklan itu
bahkan tidak begitu bagus.
Kang Hwi lalu meraih ponselnya dan menelpon Go
Dong. Dia bertanya dimana Go Dong? Go Dong menjawab kalau dia sedang rapat lalu
menutup telponnya. Kang Hwi semakin panik. Tiba2 dia mendengar suara Man Ok di
luar rumah yg berteriak meminta Tae Ik bertanggung jawab atas penutupan situs
Manokine-nya. Kang Hwi yg mengintip merasa aneh karena memang Tae Ik yg
menyebabkan masalah dengan gadis itu (Man Ok). Kang Hwi yg memandang Man Ok yg
terus berteriak menantang Tae Ik, tiba2 mengingat kalau Man Ok adalah gadis
manekine yg tempo hari menolongnya dari kepungan fans-nya. Kang Hwi juga
mengingat saat Man Ok memperkenalkan namanya. Kang Hwi lalu mengaitkan nama
Jang Man Ok dengan Toko Pakaian Manokine. Kang Hwi akhirnya sadar kalau Man Ok
adalah pemilik Toko Pakaian Manokine.
=Flashback End=
Man Ok duduk berdampingan dengan Kang Hwi di
depan WIC. Mereka berdua tampak malu2. Kang Hwi akhirnya buka suara, dia
meminta maaf pada Man Ok. Dia menyesal semua ini terjadi karena dirinya yg
membawa foto itu dan memperlihatkannya pada Tae Ik. Dia benar2 tidak tau kalau
Man Ok adalah pemilik Toko Pakaian Manokine. Man Ok sama sekali tidak
menyalahkan Tae Ik. Man Ok beranggapan kalau Kang Hwi tidak melakukannya dengan
sengaja dan ini bukan sesuatu yg harus Kang Hwi sesali. Kang Hwi merasa
bersalah mendengar ucapan Man Ok. “Aku yg seharusnya meminta maaf untuk
menyebabkan luka itu,” ujar Man Ok.
“Biaya rumah sakit... Aku tidak memiliki uang
untuk kuberikan padamu. Tapi, aku akan membayarnya segera jika aku mendapatkan
uang. Jadi...bisakah kau tidak menuntutku,” pinta Man Ok memelas. Kang Hwi
tersenyum, dia merasa baik2 saja dan tidak akan menuntut Man Ok.
Kang Hwi tiba2
merasa sakit di kepala belakangnya, Man Ok jadi khawatir. Alih2 merasakan sakit
kepala, Kang Hwi malah berkata bagaimana bisa dia menuntut Man Ok karena hal
ini? Dia berkata kalau dia baik2 saja untuk meredakan kekhawatiran Man Ok
terhadapnya.
”Sebaliknya, gugatan dan menutup situsmu, kau
telah cukup mengalami pukulan,” Ujar Kang Hwi.
“Ya..itu cukup banyak...”
“Karena itu, aku juga minta maaf.” Kang Hwi
berkata kalau semua barang2 di WIC itu model kuno, jadi dia meminta Man Ok
menjual semua barang itu padanya dan dia akan membayar lebih dari harga
pasaran. Dengan tegas Man Ok menolak permintaan Kang Hwi. Kang Hwi bertanya
kenapa? Dia memohon agar Man Ok menjual semua itu padanya. “Man Ok, kau
mengatakan hal itu karena kau tidak mengetahuinya. Tapi, bayi2 cantik itu
seharusnya mencari pemilik yg tepat sepertiku,” Kang Hwi mencoba berdiplomasi.
“Itu...semua itu adalah peninggalan orang
tuaku yg telah meninggal.”
Kang Hwi jadi tidak enak hati pada Man Ok,
“Ma...maafkan aku. Aku bahkan tidak mengetahuinya.” Man Ok hanya tertunduk
diam. Suasana menjadi canggung. Kang Hwi melirik jaket berumbai yg Man Ok
kenakan dan bertanya apa Man Ok yg membuatnya? Man Ok mengiyakan.
“Kau membuat semua desain dari Toko Pakaian
Manokine?” tanya Kang Hwi takjub.
“Ya, hanya dengan semua itu,” Man Ok menunjuk
barang2 di WIC.
Tiba2 Kang Hwi meraih tangan Man Ok dan
menggenggamnya. “Man Ok, kau mau bekerja sama dengan kami?” Man Ok tampak
bingung. Kang Hwi mencoba menjelaskan maksudnya, “Beberapa waktu lalu stylist
kami berhenti. Melihat semua contoh2 koleksimu di sini, bagaimana kalau kau
menjadi stylist Take One?” Man Ok terkejut, “Take One? Itu sedikit...”
Kang Hwi buru2 memotong ucapan Man Ok,
”Sebagai gantinya, aku pastikan kau mendapatkan gaji yg bagus. Aku akan
memberitahu mereka untuk memotong uang kompensasi dari gajimu. Dan jika
semuanya berjalan lancar, mereka bisa menguranginya untukmu.” Man Ok terkejut
mendengar penawaran Kang Hwi. Man Ok tiba2 teringat makian Tae Ik yg menyebutnya penjahat karena menjual
wajahnya pada foto yg mengerikan.
“Kang Hwi, aku tidak bisa melakukannya.”
“Kenapa? Dengan bakatmu, kau bisa
melakukannya. Siapa yg terlahir sebagai Stylist?” bujuk Kang Hwi.
Man Ok berkata bukan begitu. “Lalu, kau tidak
ingin bekerja denganku?” tanya Kang Hwi memelas. Man Ok buru2 menjelaskan,
“Bukan. Aku menyukai Kang Hwi. Aku menyukaimu, tapi tetap saja...”
“Kau menyukaiku tapi kenapa? Kenapa?”
“Kau tau bajingan itu....” Man Ok buru menutup
mulutnya dengan tangan sebelum keceplosan menyebut Tae Ik bajingan.
Kang Hwi yg tahu kalau bajingan yg Man Ok
maksud adalah Tae Ik, malah tertawa (yaiyalah...lah wong Kang Hwi juga benci
abis ama Tae Ik). Man Ok yg merasa bersalah malah berkata bukan. Kang Hwi
berkata tidak apa2, dia mempunyai rencana. Man Ok hanya tersenyum getir
mendengar ucapan Kang Hwi.
Keesokan harinya, Tae Ik yg bersiap2 keluar
rumah terkejut saat melihat seseorang memakai burqah (bercadar hingga menutupi
seluruh wajah) berdiri di ruang tamunya.
“Kau...siapa kau?”
Wanita bercadar itu berbalik menatap Tae Ik.
Tae Ik tercengang melihatnya.
Bersambung ke episode 3